02 August 2012

Sponsorship Cagub DKI

Siapa Bandar di Balik Jokowi-Ahok dan Foke-Nara?
Oleh: Fahri Victory | 29 July 2012 | 09:44 WIB
Tidak banyak yang tahu bahwa pilgub DKI kali ini menghabiskan uang kampanye dan pemenangan yang luar biasa besar. Setiap kandidat menghabiskan uang puluhan sampai ratusan milyar bahkan triliunan rupiah. Tidak ada satu pun cagub dan cawagub DKI yang mengungkapkan secara jujur dan terbuka berapa biaya kampanye dan pemenangan Pilkada DKI. Semuanya membohongi rakyat dengan mengumumkan angka yang jauh lebih kecil daripada fakta yang sebenarnya. Darimana mereka dapat uang sedemikian besar untuk membiayai kampanyenya? Siapa - siapa saja yang menjadi sponsor atau donatur atau penyandang dana? Apa kompensasinya?

Biaya kampanye dan pemenangan pilkada DKI yang terbesar adalah Foke -Nara dan Jokowi - Ahok. Mereka didukung para konglomerat dan pemilik modal. Foke - Nara pasti didukung oleh konglomerat Hartati Murdaya Poo cs dan Tommy Winata cs. Jokowi - Ahok didukung oleh konglomerat Hasjim Djojohadikusumo, Prabowo, Edward Suryajaya, Djan Farizd cs. Mereka semua adalah diduga yang gelontorkan yang puluhan hingga ratusan milyar untuk para jagoannya.

Berbeda dengan Fauzi Bowo yang dinilai banyak kalangan sudah sangat kaya yang juga hasil dari jabatanya selama ini, Jokowi tergolong miskin. Tidak punya uang banyak sehingga ketika ditawarkan bantuan olej prabowo cs, Jokowi langsung setuju meski bertanya- tanya apa motif dukungan uang dan segala-galanya dari Prabowo ini.

Sesuai informasi yang diperoleh dari tim sukses Jokowi - Ahok, ada beberapa kompensasi yang akan dituntut atau diperoleh Prabowo cs dengan membantu pembiayaan kampanye Jokowi - Ahok.

1. Jokowi jika terpilih jadi Gubernur DKI Jakarta akan menyerahkan sepenuhnya urusan proyek - proyek APBD dan Non APBD kepada para sponsor/penyandang dananya tadi. Jokowi tidak menyentuh urusan terkait proyek dan fokus menjadi gubernur pelayan warga DKI. Jokowi diminta ngebut membangun pencitraannya dan mempertahankan program-program kerakyatannya. Diharapkan dalam dua tahun ke depan citra Jokowi akan semakin bagus dan meraih simpati publik yang luas di seluruh Indonesia.

2. Jokowi jika sukses menjalankan perannya sebagai gubernur DKI yan dicintai rakyatnya, dibuka kemungkinan seluas-luasnya agar Jokowi maju sebagai Calon Wakil Presiden mendampingi Prabowo Subianto. Untuk kesepakatan ini, Megawati Soekarnoputri dikabarkan sudah setuju namun Taufik Kemas masih sangat menentang. Taufik Kemas menginginkan cawapres dari PDIP nanti adalah Puan Maharani, bukan Jokowi.

3. Melalui pencitraan bagus dari Jokowi dan simpati publik yang sangat besar, Prabowo berharap citra dirinya pribadi bisa ikut terangkat dan sekaligus menutupi dosa- dosa besar Prabowo dalam pelanggaram HAM dimasa lalu.

4. Penyandang dana lain seperi Djan farizd diketahui punya motif bisnis dan kekuasaan dengan membantu biaya kampanye Jokowi sampai ratusan milyar. Kepentingan Djan Faridz di Jakarta dan area busnis Tanah Abang khususnya sangat besar. Jika Foke menang maka Djan Faridz akan terancam digusur dari Tanah Abang. Djan Faridz dan Edward Suryajaya juga mengincar proyek-proyek raksasa bernilai puluhan triliun di seluruh Jakarta jika Jokowi-Ahok menang dan terpilih jadi Gubernur DKI Jakarta.

5. Bagi Prabowo cs memperjuangkan Jokowi- Ahok secara total adalah strategi jitu untuk merebut hati warga minoritas dan non muslim. Untuk kalangan muslim sendiri, Prabowo tidak terlalu khawatir karena selama ini Prabowo dikenal dekat dengan kelompok muslim. Tapi dikalangan etnis tionghoa, Prabowo dianggap punya dosa besar atas ketelibatannya dalam kerusuhan Mei 1998. Jokowi - Ahok adalah pintu maaf buat Prabowo.

Banyak lagi kompensasi yang diperoleh Prabowo, Hasyim, Edward Suryajaya cs yang didapatkan dengan mendukung penuh pembiayaan Jokowi - Ahok. Terhadap hal ini Jokowi setuju-setuju saja karena dia memang tidak begitu suka untuk ikut campuri bisnis dan proyek di pemerintahaan. jokowi lebih senang jadi gubernur rakyat saja yang lebih banyak habiskan waktunya ditengah-tengah warga DKI nantinya. Mengenai tuduhan sejumlah orang bahwa nanti Jokowi akan jadi boneka Prabowo cs, Jokowi mungkin dengan santai menjawab : " kamu ini bagaimana sih? wong, jadi gubernur aja belum kok mau pusing mikirin itu?"

Sumber: kompasania.com
Sent from my BlackBerry® smartphone lawas

2 comments:

  1. Bukan munafik. Semua berjalan pada urusan bisnis. Walaupun terkesan kolusi yang terpenting menjadikan jakarta bebas macet aman jaya..

    Salam icik- icik

    ReplyDelete
  2. Bisnis sehat sih ga ada salah-salahnya...
    Yang penting ga ada korupsi...
    Ga makan uang rakyat dan merugikan rakyat..
    Rakyat makmur, aman dan tentram...

    Kalau proyek-proyek akhirnya dikerjakan mereka juga sah-sah aja selama ga melalui mekanisme korupsi..

    Yang namanya politik, pasti ga jauh-jauh dari bisnis juga...

    Yang penting rakyat ga dirugikan, damai sejahtera, jakarta ga macet...

    ReplyDelete

Terimakasih atas komentar anda pada BLOG milik aku